Apa Yang Dimaksud Dengan Penghasilan Bruto Dan Netto?

Apa yang dimaksud dengan penghasilan bruto dan netto? – Dalam dunia keuangan, istilah “penghasilan bruto” dan “penghasilan netto” sering kali digunakan untuk menggambarkan total pendapatan yang diperoleh dan jumlah yang sebenarnya diterima setelah berbagai pengurangan. Memahami perbedaan antara kedua istilah ini sangat penting, terutama bagi pekerja, pengusaha, dan setiap individu yang ingin mengelola keuangan mereka secara efektif.

Penghasilan bruto, atau pendapatan kotor, merujuk pada total pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi pajak, iuran, dan potongan lainnya. Sedangkan penghasilan netto, atau pendapatan bersih, adalah jumlah uang yang benar-benar diterima setelah semua potongan dikurangi dari penghasilan bruto. Artikel ini akan membahas secara detail pengertian, perbedaan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penghasilan bruto dan netto, serta contoh konkret penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Penghasilan Bruto dan Netto: Apa Yang Dimaksud Dengan Penghasilan Bruto Dan Netto?

Dalam dunia keuangan, istilah “penghasilan bruto” dan “penghasilan netto” sering digunakan. Kedua istilah ini memiliki makna yang berbeda dan penting untuk dipahami, terutama bagi pekerja dan pemilik usaha. Memahami perbedaan antara penghasilan bruto dan penghasilan netto akan membantu Anda dalam mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik.

Pengertian Penghasilan Bruto

Penghasilan bruto adalah total pendapatan yang diterima seseorang atau perusahaan sebelum dikurangi dengan pajak, potongan, dan biaya lainnya. Dengan kata lain, penghasilan bruto merupakan nilai awal dari pendapatan yang diperoleh sebelum dipotong untuk berbagai kewajiban.

Sebagai ilustrasi, bayangkan Anda bekerja sebagai seorang programmer dengan gaji bulanan sebesar Rp 8.000.000. Gaji sebesar Rp 8.000.000 ini merupakan penghasilan bruto Anda. Artinya, angka tersebut belum dikurangi dengan pajak penghasilan, iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, serta potongan lainnya.

Baca Juga:  Bagaimana Cara Membuat Akun Di Marketplace Online?
Kategori
Penghasilan Bruto
Penghasilan Netto
Pengertian
Total pendapatan sebelum dikurangi pajak, potongan, dan biaya
Total pendapatan setelah dikurangi pajak, potongan, dan biaya
Contoh
Gaji pokok Rp 8.000.000
Gaji pokok Rp 8.000.000 dikurangi pajak, BPJS, dan potongan lainnya

Pengertian Penghasilan Netto, Apa yang dimaksud dengan penghasilan bruto dan netto?

Penghasilan netto adalah total pendapatan yang diterima seseorang atau perusahaan setelah dikurangi dengan pajak, potongan, dan biaya lainnya. Dengan kata lain, penghasilan netto merupakan nilai akhir dari pendapatan yang diperoleh setelah dipotong untuk berbagai kewajiban.

Melanjutkan contoh sebelumnya, jika dari gaji Anda sebesar Rp 8.000.000 dipotong pajak penghasilan sebesar Rp 1.000.000, iuran BPJS Kesehatan sebesar Rp 150.000, dan iuran bpjs ketenagakerjaan sebesar Rp 100.000, maka penghasilan netto Anda adalah Rp 6.750.000. Artinya, angka Rp 6.750.000 adalah jumlah uang yang Anda terima bersih setelah dipotong berbagai kewajiban.

Kategori
Penghasilan Bruto
Penghasilan Netto
Pengertian
Total pendapatan sebelum dikurangi pajak, potongan, dan biaya
Total pendapatan setelah dikurangi pajak, potongan, dan biaya
Contoh
Gaji pokok Rp 8.000.000
Gaji pokok Rp 8.000.000 dikurangi pajak, BPJS, dan potongan lainnya

Perbedaan Penghasilan Bruto dan Netto

Aspek
Penghasilan Bruto
Penghasilan Netto
Pengertian
Total pendapatan sebelum dikurangi pajak, potongan, dan biaya
Total pendapatan setelah dikurangi pajak, potongan, dan biaya
Penghitungan
Tidak dikurangi dengan pajak, potongan, dan biaya
Dikurangi dengan pajak, potongan, dan biaya
Contoh
Gaji pokok Rp 8.000.000
Gaji pokok Rp 8.000.000 dikurangi pajak, BPJS, dan potongan lainnya

Perbedaan utama antara penghasilan bruto dan penghasilan netto terletak pada proses penghitungannya. Penghasilan bruto merupakan nilai awal dari pendapatan yang diperoleh, sedangkan penghasilan netto adalah nilai akhir dari pendapatan setelah dikurangi dengan berbagai kewajiban.

Sebagai contoh konkret, seorang karyawan yang bekerja sebagai guru di sekolah swasta dengan gaji pokok Rp 5.000.000, mendapatkan tunjangan profesi guru sebesar Rp 1.000.000, dan tunjangan lainnya sebesar Rp 500.000. Penghasilan bruto karyawan tersebut adalah Rp 6.500.000 (Rp 5.000.000 + Rp 1.000.000 + Rp 500.000). Namun, setelah dipotong pajak penghasilan, iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, serta potongan lainnya, penghasilan netto karyawan tersebut menjadi Rp 5.500.000.

Baca Juga:  Apa Itu Revolving Credit Dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghasilan Netto

Beberapa faktor dapat memengaruhi besarnya penghasilan netto, antara lain:

  • Pajak penghasilan: Pajak penghasilan merupakan potongan terbesar yang mengurangi Penghasilan bruto. Besaran pajak penghasilan ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak (PKP) dan tarif pajak yang berlaku.
  • Iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan: Iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan merupakan kewajiban yang dipotong dari penghasilan bruto untuk menjamin kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
  • Potongan lainnya: Selain pajak dan iuran BPJS, beberapa potongan lainnya juga dapat mengurangi penghasilan bruto, seperti iuran pensiun, iuran asuransi, dan potongan pinjaman.
Faktor
Penjelasan
Pajak penghasilan
Besaran pajak penghasilan ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak (PKP) dan tarif pajak yang berlaku.
Iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan
Iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan merupakan kewajiban yang dipotong dari penghasilan bruto untuk menjamin kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
Potongan lainnya
Beberapa potongan lainnya juga dapat mengurangi penghasilan bruto, seperti iuran pensiun, iuran asuransi, dan potongan pinjaman.

Contoh Penerapan Penghasilan Bruto dan Netto

Dalam Kehidupan Sehari-hari, penerapan penghasilan bruto dan penghasilan netto dapat ditemukan dalam berbagai konteks, seperti:

  • Gaji karyawan: Penghasilan bruto karyawan adalah total gaji yang diterima sebelum dipotong pajak, BPJS, dan potongan lainnya. Penghasilan netto karyawan adalah total gaji yang diterima setelah dipotong pajak, BPJS, dan potongan lainnya.
  • Keuntungan usaha: Penghasilan bruto usaha adalah total pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi biaya operasional, seperti biaya bahan baku, biaya gaji, dan biaya sewa. Penghasilan netto usaha adalah total pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi biaya operasional.
  • Pendapatan investasi: Penghasilan bruto investasi adalah total keuntungan yang diperoleh dari investasi sebelum dikurangi pajak dan biaya lainnya. Penghasilan netto investasi adalah total keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi pajak dan biaya lainnya.

Sebagai ilustrasi, seorang karyawan yang bekerja di perusahaan swasta dengan gaji pokok Rp 5.000.000, mendapatkan tunjangan transportasi sebesar Rp 500.000, dan tunjangan makan sebesar Rp 300.000. Penghasilan bruto karyawan tersebut adalah Rp 5.800.000 (Rp 5.000.000 + Rp 500.000 + Rp 300.000). Namun, setelah dipotong pajak penghasilan sebesar Rp 500.000, iuran BPJS Kesehatan sebesar Rp 150.000, dan iuran BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp 100.000, penghasilan netto karyawan tersebut menjadi Rp 5.050.000.

Baca Juga:  Pendapat Ahli Hukum: Pedoman Interpretasi dan Penerapan Hukum

Proses perhitungan penghasilan bruto dan penghasilan netto dapat digambarkan dalam diagram alur berikut:

Diagram Alur Perhitungan Penghasilan Bruto dan Netto

1. Penghasilan Bruto: Total pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi pajak, potongan, dan biaya.

2. Pajak Penghasilan: Dihitung berdasarkan penghasilan kena pajak (PKP) dan tarif pajak yang berlaku.

3. Iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan: Kewajiban yang dipotong dari penghasilan bruto untuk menjamin kesehatan dan kesejahteraan karyawan.

4. Potongan Lainnya: Iuran pensiun, iuran asuransi, dan potongan pinjaman.

5. Penghasilan Netto: Total pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi pajak, potongan, dan biaya.