Pernah dengar istilah “pick me girl” atau “pick me”? Istilah ini sedang ramai dibicarakan di media sosial, terutama di TikTok dan Twitter. Tapi, apa sih sebenarnya “pick me girl” itu? Istilah ini merujuk pada perempuan yang berusaha untuk menarik perhatian laki-laki dengan cara menonjolkan diri sebagai “beda” dari perempuan lain. Mereka seringkali mencoba untuk menunjukkan bahwa mereka “lebih baik” atau “lebih mudah diajak kerja sama” daripada perempuan lainnya.
“Pick Me Girl” dan Perilaku Mereka:
“Pick me girl” biasanya punya beberapa ciri khas, yaitu:
Menonjolkan Diri Sebagai “Beda”
Mereka seringkali menekankan perbedaan mereka dari perempuan lain, seperti “Aku nggak suka drama,” “Aku nggak suka makeup,” “Aku lebih suka main game daripada ngegosip,” atau “Aku nggak kayak cewek-cewek lain.” Mereka merasa bahwa dengan menampilkan diri sebagai “beda,” mereka akan lebih menarik perhatian laki-laki.
Menyalahkan Perempuan Lain
“Pick me girl” seringkali menjatuhkan perempuan lain dengan cara membandingkan diri mereka sendiri dengan perempuan lain. Mereka mungkin akan berkata, “Cewek-cewek lain suka ngeluh,” “Cewek-cewek lain terlalu materialistis,” atau “Cewek-cewek lain nggak bisa diajak ngobrol serius.” Mereka berusaha untuk membuat diri mereka terlihat lebih “terhormat” dengan menjatuhkan perempuan lain.
Mencari Validasi dari Laki-laki
“Pick me girl” seringkali mencari validasi dari laki-laki untuk membuktikan bahwa mereka “lebih baik” daripada perempuan lain. Mereka mungkin akan berkata, “Cowok pasti suka cewek yang kayak aku,” “Cowok lebih suka cewek yang nggak ribet,” atau “Cowok pasti lebih nyaman sama aku daripada sama cewek lain.” Mereka merasa bahwa validasi dari laki-laki akan membuat mereka merasa lebih berharga.
Kenapa “Pick Me Girl” Dilakukan?
Ada beberapa faktor yang bisa memicu seseorang untuk menjadi “pick me girl,” antara lain:
- Rendah Diri: “Pick me girl” mungkin merasa tidak percaya diri dan ingin mendapatkan validasi dari laki-laki untuk merasa lebih berharga.
- Ketidakamanan: Mereka mungkin merasa tidak diterima oleh kelompok perempuan lain dan berusaha untuk mendapatkan perhatian dari laki-laki untuk merasa diterima.
- Pengaruh Budaya: Budaya patriarki yang masih kuat di beberapa tempat dapat membuat perempuan merasa bahwa mereka harus bersaing untuk mendapatkan perhatian laki-laki.
- Pengalaman Pribadi: “Pick me girl” mungkin pernah mengalami pengalaman negatif dengan perempuan lain, seperti dikucilkan atau diremehkan, yang membuat mereka tidak percaya dengan perempuan lain.
Dampak Negatif “Pick Me Girl”:
Perilaku “pick me girl” bisa berdampak negatif, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi perempuan lain:
- Memperkuat Budaya Patriarki: “Pick me girl” secara tidak langsung memperkuat budaya patriarki dengan terus mencari validasi dari laki-laki.
- Menciptakan Perpecahan di Antara Perempuan: Perilaku “pick me girl” dapat menciptakan perpecahan di antara perempuan dan membuat mereka saling menjatuhkan.
- Menurunkan Harga Diri: “Pick me girl” mungkin merasa tidak percaya diri dan rendah diri karena terus membandingkan diri mereka dengan perempuan lain.
Cara Menghadapi “Pick Me Girl”:
Jika kamu bertemu dengan “pick me girl,” kamu bisa melakukan beberapa hal berikut:
- Hindari Memvalidasi Perilakunya: Jangan memberikan perhatian atau validasi pada perilakunya.
- Tetaplah Positif: Tetaplah fokus pada hal-hal positif dan jangan terpancing oleh perilakunya yang negatif.
- Bicara dengan Mereka: Jika kamu merasa nyaman, kamu bisa mencoba untuk berbicara dengan mereka dan menjelaskan mengapa perilakunya tidak pantas.
- Berikan Dukungan: Jika kamu merasa “pick me girl” sedang mengalami masalah pribadi, berikan dukungan dan dorong mereka untuk mencari bantuan profesional.
“Pick Me Girl” dan “Pick Me Boy”:
Istilah “pick me girl” kini semakin populer, dan seiring dengan itu, muncul juga istilah “pick me boy.” “Pick me boy” adalah istilah untuk laki-laki yang berusaha untuk menarik perhatian perempuan dengan cara menonjolkan diri sebagai “beda” dari laki-laki lain. Mereka mungkin akan berkata, “Aku nggak kayak cowok lain,” “Aku lebih suka ngobrol daripada main game,” atau “Aku lebih suka ngurus anak daripada kerja.”
Perilaku “pick me boy” memiliki kesamaan dengan “pick me girl” dalam hal mencari validasi dari lawan jenis dan menonjolkan diri sebagai “beda.” Namun, perilaku ini tetap memiliki perbedaan, seperti motivasi dan cara menonjolkan diri.
“Pick Me” dalam Konteks Lain:
Istilah “pick me” tidak hanya digunakan dalam konteks hubungan romantis. “Pick me” juga bisa digunakan dalam konteks lain, seperti:
- Di Tempat Kerja: “Pick me” bisa digunakan untuk menggambarkan seseorang yang berusaha untuk mendapatkan perhatian atasan dengan cara menonjolkan diri sebagai “lebih baik” atau “lebih mudah diajak kerja sama” daripada rekan kerja lainnya.
- Dalam Pertemanan: “Pick me” bisa digunakan untuk menggambarkan seseorang yang berusaha untuk mendapatkan perhatian teman-teman dengan cara menonjolkan diri sebagai “lebih baik” atau “lebih mudah diajak bergaul” daripada teman-teman lainnya.
Kesimpulan:
“Pick me girl” adalah istilah yang merujuk pada perempuan yang berusaha untuk menarik perhatian laki-laki dengan cara menonjolkan diri sebagai “beda” dari perempuan lain. Perilaku ini bisa berdampak negatif, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi perempuan lain. Jika kamu bertemu dengan “pick me girl,” kamu bisa mencoba untuk menghindari memvalidasi perilakunya, tetaplah positif, dan bicaralah dengan mereka jika kamu merasa nyaman. Ingatlah bahwa setiap orang adalah individu yang unik dan tidak perlu merasa harus “beda” untuk mendapatkan perhatian atau validasi dari orang lain.
Tabel Perbedaan “Pick Me Girl” dan “Pick Me Boy”
Aspek | Pick Me Boy | |
---|---|---|
Tujuan | Mendapatkan perhatian dan validasi dari laki-laki | Mendapatkan perhatian dan validasi dari perempuan |
Cara Menonjolkan Diri | Menekankan perbedaan dari perempuan lain, seperti “Aku nggak suka drama,” “Aku nggak suka makeup,” atau “Aku nggak kayak cewek-cewek lain” | Menekankan perbedaan dari laki-laki lain, seperti “Aku nggak kayak cowok lain,” “Aku lebih suka ngobrol daripada main game,” atau “Aku lebih suka ngurus anak daripada kerja” |
Motivasi | Ketidakamanan, rendah diri, pengaruh budaya, pengalaman pribadi | Ketidakamanan, rendah diri, pengaruh budaya, pengalaman pribadi |
Dampak Negatif | Memperkuat budaya patriarki, menciptakan perpecahan di antara perempuan, menurunkan harga diri | Memperkuat budaya patriarki, menciptakan perpecahan di antara laki-laki, menurunkan harga diri |
Catatan:
Artikel ini ditulis untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang “pick me girl” dan “pick me boy.” Tujuannya bukan untuk mencaci maki atau menghakimi siapa pun. Ingatlah bahwa setiap orang adalah individu yang unik dan tidak perlu merasa harus “beda” untuk mendapatkan perhatian atau validasi dari orang lain. Jika kamu merasa terganggu dengan perilaku “pick me girl” atau “pick me boy,” kamu bisa mencoba untuk berbicara dengan mereka atau mencari bantuan profesional.